Undangan Tak Terduga

Bismillahirrohmanirrohim
 Kisah ini berawal dari tanggal 11 januari 2018. Obrolan digroup WA keluarga saya dari sisi ibu. Siang itu peluh capek setelah mengajar para jagoan. Berjalan menuju kelas, belum juga kering keringat didahi. Duduk menuju meja kerjaku dikelas. Senyum anak-anakpun sudah pudar dimakan sore. Duduk di kursi hijau pupus diujung ruang. Langsung ku buka HP yang belum aku check dari tadi. Obrolan seputar kabar dan umroh pun tergulir. Ku scroll terus sampai pada akhirnya ada percakapan diakhir yang menawarkan umroh kepada salah satu tanteku. Namun, respon tak jua muncul. Dengan spontan akupun menjawab.Dan Allah yang Maha berkehendak memutuskan aku menjawab WA tersebut. H-10 sungguh sangat cepat. Baju ikhram dan lain-lain belum tersedia. Uang pun jg entah dari mana. Namun aku yakin Allah Maha kaya. Setiap kali ada yang bertanya,”kamu ada uang?” dengan mantab aku menjawab “punya.” Oya, Harga tersebut bukan harga seharusnya. Karena paket termurah adalah 20,5 jt, Allah Maha mengatur. Jadi alhamdulillah beruntung sekali aku bisa berkunjung kesana dengan biaya yang sangat murah. Hari berganti sangat cepat. Tiba-tiba H-1 dan benar malam itu baru beli sandal dan pakaian ikhram. Sebenarnya pakai apa saja bisa, namun rasanya akan menjadi tamunya Allah kok hanya pakai baju lama. Aneh rasanya, makanya minimal memilih pakaian terbaik saat itu 
Dek, dompet abang lelah :D


Kali ini aku berkesempatan pergi dengan ibu mertua karena memang suami lagi ada kerjaan di Palembang. Ya sudah beruntung sekali bisa pergi bersama ibu mertua hehe..
 H-1 ada manasik terakhir. Praktek demi praktek kami jalani dengan nikmat. Masih belum percaya dan berani aku bercerita kecuali dengan keluarga dekat.
Labaikallahumma labaik, labaikala syarikalakalabaik, innalhamda wanikmata lakawalmulk, laa syarikalak

Masha Allah, rasa hati sudah sangat ingin menginjak ke tanah Haram. Senang namun takut kalau hanya harapan palsu.
Rombongan ada 26 termasuk aku.
Malam itu setelah manasik yang cukup melelahkan, aku packing barang-barang yang akan dibawa. Beginilah penampakannya


Tips ya bapak/ibu. sebaiknya memang dibeginiin biar pas sampai lokasi, koper masih rapi. soalnya punya mama saya diaduk-aduk kayak pecel. Efek dilempar-lempar kopernya.

Deg-degan di hari keberangkatan. Dari bandara Internasional Soekarno-Hatta terminal Ultimate 3. Bandaranya mantab udah kayak bandara internasional di negara-negara yang lain. menunggu disana tidak terlalu lama da alhamdulillah lancar. Kami Transit dulu ke Malaysia kemudian makan dan sedikit jalan-jalan barulah kami menuju ke Madinah. Perjalanan yang sangat kami nantikan terasa sangat singkat. 

Menginjakkan kaki kami di Madinah pada pukul 10.00 waktu Madinah. Mengurus barang dan lain-lain selesai jam 11.30. akhirnya menuju tanah Haram di Madinah. Sesampainya di Hotel kami belum bisa melaksanakan sholat dzuhur di Masjidil Nabawi karena masih bersih-bersih dan makan siang. Alhamdulillah Ashar kami bisa berkunjung dan sekaligus melaksanakan ibadah sholat Ashar. Udara di Madinah sangatlah syahdu suhu pada saat itu 13 derajat Celcius. Angin semilir datang dari arah selatan. menembus lembut menyentuh kulit. Sangat nyaman dan menyenangkan. 

4 hari berada di Madinah sangat berkesan. Bertemu orang-orang dari berbagai belahan dunia. berbagai madzab berkumpul menyembah Allah Ta'ala. Berdesakan demi bertemu dengan Rosul di Makamnya Rawdah. Ramah masyarakat Madinah, cantik dan berkulit merah mereka tersenyum.


Entah kenapa mereka sangat mencintai Indonesia. Salam hangat dan mata berbinar apabila kita menyatakan bahwa kita berasal dari Indonesia. Bangga dan bahagia disambut tterhormat oleh masyarakat Rosulullah. 

Assalamualaika Ya Rosullullah, Ya Yasin, Ya Amin sambil menyatukan jari-jari kita dan menyapa Rasullullah.  Hadirkan Ruh Rosullullah dengan bersholawat, Beliaupun akan menjawab salam kita, Insya Allah.

teratur dan sangat terjaga adalah gambaran Masjidil Nabawi dan Makam Rasullullah. Antri berdasarkan suku dan ras agar mudah akses memasuki area tersebut. khusus orang Melayu yaitu kita dan negara serumpun, kita di beri urutan terakhir karena bentuk fisik kita yang mungil. Kallau didahulukan, bisa didesak dengan suku lain yang mana tinggi dan besarnya bisa 2x dari badan kita. 

sambil menunggu kami dipandu oleh Mutawwifah untuk beri'tikaf. Bersholawat dan membaca alqur'an serta minum air Zam-Zam yang sangat menyegarkan.
Gelas sudah disediakan, nah kalau abis minum ditaruh dilubang sebelah kiri.

Malam Jum'at di Madinah sangat indah. Angin bertiup membelai baju kita. Dingin diujung jadi dan hidung kita. Ramai penuh dalam dan emperan Masjidil Nabawi. Masyarakat sekitar menggelar tikar dan membawa makanan dari rumah untuk dibagi-bagi ke orang yang menjalankan sholat di Masjid. Jum'at adalah hari libur, makanya kamis malam sangat istimewa bagi warga Madinah.

Di Madinah Pula aku bertemu seorang anak gadis yang sangat cantik yang tiba-tiba menyapaku dengan ramah. "Assallamualaikum..."  suara imut berasal dari arah belakangku. Dengan spontan aku menjawab "wa'alaikumsalam..."
Masha Allah dia menggandeng tanganku. berjalan kami dari Makam Baqi menuju pintu 25. 
Berpisah kami di pintu 24. Sebelum berpisah dia mengelus perutku dan mendoakan agar aku segera mendapatkan momongan. Ibunya yang ramahlah yang mengajarkannya. Gadis cantik ini campuran Indonesia Arab. Ibunya orang Jawa Timur dan sudah 12 Tahun menetap di sekitar masjid Quba.

Nikmat Allah sungguh tiada terkira. Tak heran orang ingin kembali kesana. Jika Allah memberikan kesempatan, ingin rasanya menetap disana menghabiskan sisa hidup berdampingan dengan Rosul. Aamiin ya Allah..


4 hari yang tak terlupakan sangat nikmat dan terkesan sampai hari ini. Mimpi masih berada di Madinah Al-Munawarah sering kali membangunkanku sebelum subuh. Undang Hamba kembali ya Allah...

Hari ke-5 menuju ke Makkah. Perjalanan 6 jam melalui jalur darat. Bus yang mengangkut kami sangat besar, lega dan istimewa. Toilet tersedia di dalamnya. Kami hanya 26 dan  bus untuk kapasitas 56 orang. Bisa dibayangkan betapa longgarnya ruangan didalamnya.



sepanjang perjalanan hanya debu, pasir dan gunung batu. Sesekali ada pemukiman dan itu tidak banyak. Onggokan mobil-mobil berdebu ditinggal dipinggir jalan. Dibuang begitu saja hanya karena ada bagian yang penyok sedikit saja. Masha Allah betapa mereka tidak mengagung-agungkan harta benda. Allah Maha menghidupkan. di Bumi yang tandus dan berdebu, masyarakatnya sangat makmur dan tidak kekurangan. Mau makan apa serba ada, mau belanja atau rumahpun juga punya. Allah Maha menjamin.

Kami mengambil miqot di Masjid Bir Ali (kalau orang Indonesia menyebutnya)Sampai di Makkah kami melaksanakan Umroh yang pertama. Proses Tawaf dan Sa'i serta Tahalul kurang lebih memakan waktu 2,5 jam. Semua ibadah tersebut membutuhkan fisik yang sehat dan kaki yang kuat. yang belum pernah, yuk banyak-banyak jalan kaki. Biar kuat ketika  di rumah Allah. lannjut nanti ya...

Comments

Popular Posts