Kedermawanan seorang kakak

Assalamualaikum, wr.wb


Semoga kita berjumpa dalam keadaan sehat.

Pagi tadi kakakku datang ke rumah ibu mengabarkan mau mengajak aku untuk berbelanja. Pagi itu sekitar jam 10. Dengan menggendong kedua buah hatinya di sepeda motor, dia bergegas masuk ke dalam rumah ibu. " assalamualaikum..." salam riang terdengar dari arah pintu. Kamar bapaklah yang pertama dituju.

Oya, bapak aku sudah dari tahun 2016 bulan Februari sudah dipercaya oleh Allah hanya untuk mengabdikan hidupnya untuk menyembah sang Khalik terbaring di tempat tidur melalui sholat dan dzikir. Jadi berkunjung ke kamar bapak hanya membuat kami haru dan kadang-kadang tersenyum kecut melihat kondisi bapak yang ikhlas dan tabah.

Setelah dari kamar bapak kakak memanggil namaku. "Prim,,,,Prim,,," dengan lantangpun aku menjawab dari dapur" ya, kenapa?" Aku yang sedang menggosok muka dengan teh basi, bergegas berdiri menghampiri. "Ya kak?"

"Kamu mau kemana hari ini, ayo ikut belanja buat keperluan lebaran" kata kakak yang ternyata sudah duluan menghampiri. "Emang mbak Yuli gak ikut?" Tanyaku penasaran. "Ikut" dengan cepat kakak menjawab. "Oh yaudah, mau sekarang atau abis dzuhur?" Aku kembali bertanya. "Abis dzuhur aja. Kita ke Mall itu ajah, biar cepet." Kata dia. "Gak ah, banyak copetnya, ke mall yang di Pemuda aja." Akupun berusaha untuk menggubah tempat tujuan. " ya gak usah bawa dompetlah biar gak kecopetan!" Sentaknya. Aku kira itu hanya candaan, dan akhirnya semua terbukti setelah kamu baca semua tulisan aku ini.

Dzuhur datang, kamipun berangkat ke salah satu mall di daerah Peterongan Semarang. Sesampainya disana kami berpencar namun masih berada di lantai yang sama. "Udah kamu sana cari buat bapak, ibu, Jaya" kata kakak sambil menunjuk ke arah baju-baju. Tanpa pikir panjang akupun langsung mencarikan untuk mereka.

Pilih pilih pilih, akhirnya sudah terkumpul semuanya. Aku menuju ke kakak dengan maksud ingin menunjukkan hasil perburuanku. Tanpa pikir panjang dia merogoh kantong dan lansung menarik beberapa uang seratus ribu yang digulungnya. "Ini, sana bayar...!"

Kami kembali sibuk mencari untuk keperluan si krucil-krucil kakak yang mana sangat menggemari warna pink.

Bayar, bayar, bayar, dan bayar...

Selagi kakak sibuk mencari jeans untuk dirinya, Mbak Yuli langsung bilang" Dek ayo kita turun aja liat-liat baju perempuan." Dengan aliran arus ajakan akupun secara spontan langsung mengiyakan. Kami stop di beberapa stand termasuk underwear, baju-baju dan sepatu anak-anak.

Sudah siap aku membayar, dengan tergesa-gesa mbak iparku mengeluatkan uang dari tasnya" ini dek jadiin satu aja, pake uangku aja." Ya Allah, adek macam apa aku ini masih mau dibayar ama kakak-kakaknya.

Air ludahku bertambah mengering ketika air yang aku beli untuk buka puasapun mau dibayar oleh kakak "ini pake uang kakak aja!" Langsung tanpa banyak cingcong aku menjawab "ini aja pake uang kembalian tadi kak, masih ada sisa."

Kami menuju kerumah 10 menit sebelum buka puasa. Tiba-tiba hpku berdering, WA dari ibu mengingatkan untuk membelikan popok bapak. Kamipun mampit ke toserba di daerah Tlogosari Semarang. Uang seratus ribu yang dititipkan ibu ke aku ditolak mentah-mentah oleh kakak untuk membayar popok.

Entah malu, atau bersyukur yang jelas perasaan itu bercampur menjadi satu. Aku bangga memiliki mereka, aku bersyukur dipertemukan oleh orang baik disekelilingku.

Lihatlah nota pembelanjaan kami hari ini. Kakak hanya membeli 1 potong jeans dan 1 potong baju koko. Mbak Yuli? Hanya satu potong Tunic kembaran bertiga antara aku, ibu dan mbak. Jangan kamu tanyakan yang lainnya. Itu semua untuk keluarga dan saudara.


Tetesan air mata ini doa, semoga di Bulan yang berkah ini, di Langgengkan rumah tangga mereka. Semoga keberkahan selalu menyertai hidup mereka. Semoga kelapangan dada untuk mengeluarkan harta menular kepada kita. Semoga dan semoga Allah selalu membalas kebaikan kita semua, Amin ya Rabbal Alamin...

Demikian curhatan adek kecil yang belum bisa menolak kebaikan kakaknya,
Jumpa lagi di kisah nyata yang menginspirasi,

Wassalamualaikum, wr.wb

Pimawola

Semarang, 18 Juni 2017

Comments

Popular Posts