Terhalang Restu
Terhalang Restu
Itu adalah sekelumit bagian dari tempat yang aku
tinggali. Betapa bersyukur dan senangnya dikelilingi orang-orang baik. Tak
semua orang yang aku dengar baik hubungannya dg keluarga suami atau istrinya.
Wallahi saya bersyukur..
Semua kenikmatan itu semu,,tatkala itu bukan 100% hasil
jerih payahmu.
Bukan ingin menunjukkan bahwa kami mampu berdiri
tegak dihempas ombak. Kami hanya ingin menancapkan kaki dilahan yang akan kami
garap sendiri. Memupuk dan menyirami adalah kewajiban kami. Panen adalah bonus.
Tumbuh dan bersemi itulah hasil yang bisa kami raih. Biarkan kami berenang
menjelajahi samudera yang sesungguhnya. Bukan di keramba yang memang sudah ada
ikannya. Biarkan kami terbang di langit yang luas, bukan di kebun binatang
tanpa pagar tapi masih kau sediakan makanan didalamnya.
Torehan ini jeritan hati seorang anak desa yang
mandiri. Sudah 5 tahun aku meninggalkan keluarga kandungku sendiri demi membuat
siapapun tak terbebani. Dzolim langkahku tanpa restumu. Relakan kami..maka
Allah merestui.
Tangsel, 22 Juli 2017
Anakmu, Pimawola
Comments
Post a Comment