Olah badan yang dipaksa

Olah badan yang dipaksa




Flashback 2014 akhir Desember aku ingat betul kepala cekot-cekot gak bisa buat mikir. obat sakit kepala dari panadol sampe ketemu dokter di rumah sakit deket kontrakan pada waktu itu sudah dilakukan. Kalau digambarkan kepala berat di tengkuk dan maunya ditaruh dimeja aja kepalanya. Kalau diangkat rasanya kayak ngangkat beban yang sangat tidak mungkin bisa diangkat oleh kepala. 
Kecurigaanku pada saat itu apakah kolesterol tinggi? Akhirnya puasa 7 jam besokannya untuk check kolesterol. Walhasil kolesterol normal..” hmmmm… ada yang gak beres nih” dalam hati. Dokterpun bilang “kalau obat sudah habis tapi masih sakit, nanti saya rujuk  untuk x-ray.” 

Singkat cerita saya datang ke rumah sakit itu dengan wajah nyengir-nyengir menahan sakit. Di

 ruang X-Ray aku diminta untuk mengganti semua baju tanpa terkecuali. Disediakan semacam mantel kalau kita kayak mau ke kamar mandi. “Yak berdiri tegap disitu…” susternya mengarahkan aku untuk berdiri dititik yang sudah ditentukan. “Jebret!” Suara foto Rontgennya.” Jebret, balik arah..” diambil 4 kali pada saat itu. Depan, samping kanan, kiri dan belakang.” Yak sudah selesai..”


Beberapa hari setelahnya aku ambil hasilnya. Dibacakan oleh dokter orthopedi separuh baya dan ramah. “Sakit disini ya?” Kata beliau. “Iya dok..” “ pantes lah…” beliau meneruskan. “ leher semestinya bentuknya melengkung, ini lurus karena menahan nyeri. Pusing ya?”beliau langsung tau aku kesakitan bukan main. “Iya dok.. saya kenapa ya?” Dengan penasaran aku bertanya. “ mbak bisa hitung tulang lehernya ada berapa?” “Ya dok.1,2,3,4,5,6,7” aku jawab. “Nah sekarang lihat yuk tulang nomor 5 dari atas..” sambil menunjuk beliau menjelaskan. “Ini mbak, beda kan? Tulang ini mengalami pengikisan. Jadi tulangnya gak bisa menyangga dengan sempurna kan, nah kalau mbaknya capek atau stress, syarafnya ada yg terjepit deh didalamnya…oya, saudara mbak ada yang TBC?” “ gak ada dok..” dengan mantab aku menjawab. “Ok,,,coba diingat-ingat kebiasaan apa yang kira-kira bisa menyebabkan tulangnya terkikis?”

Sambil mengingat-ingat aku tau betul kesalahan masa lalu yang aku lakukan berulang-ulang yaitu menggeretakkan tulang leher dengan cara memutarnya ke kanan dan kiri dengan keras. “Gretek, gretek!” Mantab! Hahaha


Saat itu mah aku menikmati sekali kebiasaan itu. Tapi setelah tau sakitnya, gak deh…maturnuwun. 

Dokter memberikan aku 2 saran yang susah-susah gampang. “Mbak, ini saya kasih surat rujukan tindakan fisioterapi selama 7hari berturut-turut tanpa putus. Obatnya juga diminum sampai habis. Nah, obat rawat setelahnya gampang mbak. Olahraga dan jangan stress.”
 

Duh, ngomong mah guampang. Yang ngejalanin? Miaw!
Akhirnya dengan membaca Bismillah pada Januari 2015 aku bertekat untuk selalu sehat dan berolahraga. Bukan mencari badan seksi ataupun tubuh kurus. Yang paling utama adalah kesehatan itu sendiri. 
Dan benar, didalam raga yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
Ingatkan aku apabila aku malas. Ingatkan aku pada sakitku pada saat aku berhenti. 

Terimakasih atas dukungan murid-murid yang selalu menemaniku di kolam renang sekolah. Terimakasih teman-teman yogaku tahun lalu. Dan terimakasih angkatan kelas 10 yang baru serta terimakasih teman-teman yang sudah menjaga kesehatanmu. Mari saling mengingatkan dalam hal kebaikan. 

Semoga setelah membaca tulisanku, kamu mulai mempraktekkan olahraga yang kamu sukai. 

Salam sehat, 
Dari pejuang keringat
Pimawola

Tangsel 4 Agustus 2017 


Comments

Popular Posts